Wednesday 29 June 2011

TentangBuku Cerita waktu kecil

Dulu waktu saya kecil, sekitar kelas 5 SD, saya punya seorang Abang yang sering membelikan aku buku-buku cerita gitu. Yang paling berkesan adalah buku kumpulan dongeng HC Andersen, dongeng binatang, Serial Tini, Robi dan Susi, Lima Sekawan, Malory Towers, dan Si Harry Bengal.  Sejak itu aku jadi suka baca buku.

Kalau serial Robi dan Susi atau Tini saya paling suka liat gambar-gambarnya, bikin saya jadi berkhayal dan ingin merasakan apa yang di rasakan dalam buku itu. Kalau buku dongeng saya suka endingnya yang selalu happy end. Kalau Lima Sekawan saya suka ketegangan jalan ceritanya yang selalu bikin penasaran. Kalau Malory Towers saya suka karena jadi bikin saya berkhayal asyiknya sekolah di asrama seperti yang ada yang ada dalam serial itu.

Dulu waktu saya kecil belum banyak komik-komik serial Jepang seperti sekarang, yang saya ingat serial komik Jepang yang pertama saya punya waktu itu adalah serial Candy. Hanya itu yang saya suka, yang lainnya saya tidak mengikutinya entah karena ceritanya atau saya nya yang mulai beranjak dewasa. Selain itu buku dalam format komik pada jaman itu adalah serial Tin Tin dan Asterix. Dan ada satu serial komik yang paling berkesan buat saya yaitu Mimi si Hitam. Model komiknya vintage gitu, dengan kertas coklat dan soft cover serta gambar yang hitam putih. Tapi ceritanya yang kocak yaitu tentang anak Africa yang hitam yang sangat nakal dan saking nakalnya sehingga membuat ibunya yang sangat gendut selalu memarahinya dengan memukul pantat si Mimi , bikin saya selalu ingat sampai sekarang.

Namun sayang sebagian besar koleksi saya itu banyak yang hilang, baik karena packing waktu kami pindah rumah, ataupun di pinjam, karena dulu saking banyaknya saya sampai membuka perpustakaan kecil di paviliun samping rumah, kemudian banyak buku-buku yang di pinjamkan banyak yang tidak kembali. Sebagian kecil masih ada koleksi saya yang tersisa, saya berikan pada ponakan saya Fitri, yang kemudian sekarang dikembalikan lagi dan menjadi koleksi Diva.

Saat saya dewasa saya tetap suka baca buku, koleksi saya mulai dari novel, cerita-cerita bijak dan kumpulan pengalaman dari pengarangnya, seperti serial Laskar Pelangi by Andre Hirata, novel-novel by Dewi Dee Lestari, Naked Traveler by Trinity, Harry Potter by JK Rowling, atau buku curhatan seperti Kicau Kacau by Indra Herlambang. Novel-novel nyeleneh seperti karangan Djenar Masayu, serta buku-buku motivator dengan bahasa yang tidak begitu menggurui saya juga suka. Selain itu saya juga menyukai novel bertema psikopat, secara saya pun menyukai fim jenis ini.


Kebiasaan baca buku ini saya coba turunkan ke anak saya Diva. Dari kecil saya belikan dan bacakan dia berbagai buku cerita, biasanya saya cari yang halamannya dari hard paper, supaya tidak mudah robek, atau yang ada gambar 3 dimensinya dan banyak warna sehingga menarik. Mulai bisa baca sendiri saya belikan dia majalah anak seperti Bobo , yang merupakan majalah anak sepanjang masa, karena dulu pun saya membaca majalah ini. Saya paling ingat dengan cerita Bona, gajah kecil berbelalai panjang, Pak Janggut atau Oki dan Nirmala yang menjadi cerita bergambar favorit saya di majalah ini.

Jadi anak kecil di jaman sekarang sebenarnya sungguh beruntung, karena ada banyak sekali pilihan buku, mulai dari komik Jepang , cergam, majalah sampai novel. Bahkan buku-buku waktu saya kecil dulu juga banyak yang di cetak ulang, tentunya dengan cetakan yang lebih menarik, walaupun dengan harga yang berlipat-lipat dari waktu saya kecil dulu. Duh saya jadi ingin membelinya lagi, terutama buku-buku yang sebagian koleksi saya dulu sudah hilang.

Walaupun Diva lebih beruntung dari saya, dimana saya dulu punya buku hanya jika di belikan oleh Abang saya ataupun jika ingin membeli buku harus menabung dulu, sedangkan Diva lebih gampang mendapatkan dan memilih buku yang diinginkannya, karena saya tidak pernah keberatan jika membelikan buku untuk dia.  Namun ternyata Diva tidak begitu menyukai buku komik, dia lebih suka majalah,seperti majalah Girl atau novel, seperti serial KKPK yang merupakan singkatan dari Kecil-Kecil Punya Karya, berisi cerita-cerita yang di karang oleh anak-anak juga. Setiap ke Gramedia, ulang tahun atau sebagai hadiah dia selalu minta belikan serial ini.

Saya dan Diva masing-masing mempunyai koleksi buku. Namun saya ingin ada buku yang kami berdua bisa nikmati. Maka saya browsing, kemudian saya menemukan novel Pollyana, yang jika saya baca resensi nya format nya novel, namun ceritanya bisa untuk anak-anak. Waktu saya mencarinya di Gramedia, ternyata masih indent. Namun kami menemukan versi cergam nya, dan karena bukunya tipis dalam waktu setengah jam Diva pun menyelesaikannya. Kemudian waktu versi novelnya datang ,saya membelinya, dan menjadi buku bacaan sebelum Diva tidur. Namun karena bukunya terlalu tebal dan bahasanya termasuk bahasa 'tinggi', kadang Diva jadi agak bosan mendengarnya.


Sampai suatu waktu ketika ke Gramedia, saya melihat cetakan ulang buku Harry Bengal dan Adikku yang Nakal, karangan Dorothy Edwards, pengarang dari Inggris. Rupanya buku ini ada serialnya, namun waktu kecil dulu saya hanya memiliki satu judul. Cerita dan  pesan-pesan dari cerita-ceritanya sangat berkesan, dengan bahasa yang sederhana, bab-bab ceritan yang tidak terlalu panjang, dan sebelumnya saya pernah membacakan Diva cerita si Harry Bengal dari koleksi saya waktu kecil, dan dia suka. Maka tanpa pikir panjang saya langsung membelinya, dan ternyata Diva suka, saya pun suka sehingga buku ini menjadi bahan bacaan kami berdua, baik saya bacakan sebelum tidur maupun kami masing-masing membaca sendiri.

Ceritanya sederhana,  kisah anak yang bercerita tentang tingkah adik perempuannya yang nakal dan temannya si Harry yang bengal. Dari lima serialnya, keempat judul lainnya memakai judul tentang Adikku yang Nakal, namun tetap tokoh-tokohnya sama, terutama si Harry Bengal. Bahkan waktu ponakan saya Fitri, ulang tahun saya membelikan serial ini sebagai hadiah ulang tahunnya, karena ponakan saya itu memang paling suka buku berformat anak-anak seperti itu.
Here is the picture...