Aku gak boleh nangis lagi...
Karena aku gak mau nangis lagi..
Aku gak boleh nangis lagi...
Karena aku sudah janji pada diriku sendiri...
Aku gak boleh nangis lagi...
Cause everyhing's gonna be ok...
Aku gak boleh nangis lagi...
Karena aku pikir aku kuat menjalani...
Tapi aku cuma perempuan biasa...
Yang masih punya air mata....
Sunday, 29 August 2010
Wednesday, 25 August 2010
Tentang minum teh ala Jepang
(finejapaneseimports.com.au)
Sudah 2 hari ini saya lagi suka banget minum teh pakai mangkok kecil ala orang-orang Jepang itu. Karena ternyata rasanya jauuuuh lebih nikmat. Asal mulanya sih gak sengaja, waktu buka puasa saya kan terbiasa bikin teh anget untuk bukaan, biasanya teh hijau (kalo Diva lagi gak pengen teh, kalo dia lagi pengen saya bikin teh biasa share sm my daughter).
Nah waktu itu pas saya mau minum teh, ternyata teh nya masih panas banget, kebetulan didekat situ ada mangkuk kecil (yang sebenarnya untuk makan mpek-mpek), lalu saya tuangin deh tuh teh hijau ke mangkuk kecil itu, terus saya minum sambil serasa jadi orang Jepang gitu...dan ternyata rasa teh tersebut jadi lebih nikmat. Gak tau kenapa,apa karena sugesti saya yang serasa jadi orang jepang tadi, atau karena cara menghirup yang jadi lebih leluasa, atau karena keasyikan menuang sedikit demi sedikit teh ke dalam mangkuk itu ya..tp yang pasti saya jadi merasa lebih menikmati minum teh memakai mangkuk kecil dibanding dengan gelas ataupun mug sekarang. Terus ada lagi pendapat dari ponakan saya Rusdi yang masuk akal jg, minum dari mangkuk terasa lebih nikmat karena indra penciuman kita bisa bekerja juga dengan mencium aroma minuman dari mangkuk tersebut. Bener juga sih, karena makan atau minum akan terasa lebih nikmat jika semua indra kita bekerja secara bersamaan. Coba aja kalo kalo lagi sakit, misal hidung mampet, makan atau minum pasti terasa lebih hambar, karena hanya lidah yang bisa merasakan, sedangkan aroma tidak tercium dengan baik. Atau makan disaat gelap (misal lagi mati lampu), walopun makanan nikmat, tapi karena indra penglihatan kita tidak dapat maksimal bekerja, rasa nikmat pun akan berkurang.
Back to minum teh ala Jepang ini, saya jadi penasaran browsing soal hal ini. Ternyata upacara minum teh tidak hanya ada di Jepang, tapi juga di China dan Korea. Menurut Wikipedia di sebutkan bahwa:
Upacara minum teh adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dulu disebut chatō atau cha no yu. Upacara minum teh yang diadakan di luar ruangan disebut nodate.Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus untuk minum teh yang disebut chashitsu. Tuan rumah juga bertanggung jawab dalam mempersiapkan situasi yang menyenangkan untuk tamu seperti memilih lukisan dinding (kakejiku), bunga (chabana), dan mangkuk keramik yang sesuai dengan musim dan status tamu yang diundang.Teh bukan cuma dituang dengan air panas dan diminum, tapi sebagai seni dalam arti luas. Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut.
Seni upacara minum teh memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, basa-basi, etiket meminum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan.Pada umumnya, upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchadō, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchadō.Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup disebut sebagai ocha (teh). Istilah ocha no keiko bisa berarti belajar mempraktekkan tata krama penyajian teh atau belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh.
Lain lagi kalo versi Korea, menurut Wikipedia:
Darye adalah bentuk upacara teh tradisional yang dipraktikkan di Korea. Darye adalah etika minum teh atau tatacara minum teh yang telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa Korea sejak ribuan tahun lalu.Upacara teh Korea bermula dari upacara teh Tionghoa dari Tiongkok. Bagian terpenting dari tatacara teh ini adalah bahwa menikmati teh ala Korea dipraktikkan dalam suasana formal namun santai dan tenang.Upacara teh korea selain dimaksudkan untuk menemukan ketenangan dan harmoni dalam cepat berubahnya masyarakat Korea, juga untuk meneruskan tradisi lama bangsa Korea.
Waah ternyata serius banget ya upacara minum teh disana itu dan mepunyai banyak aturannya. Tapi katanya sih yang paling ribet memang acara minum teh ala Jepang (seribet nama-nama dan menu masakan Jepang dan cara memakannya kali ya yang sampai sekarang saya sulit membedakan sushi, sashimi, or whatever it is). Sedangkan yang versi China dan Korea lebih simple. Kalo di Jepang cara holding nya aja ada aturannya tuh seperti ini:
Tapi buat saya sih, kenikmatan minum teh dari mangkuk itu sendiri yang penting. Karena kenikmatan menghirup dan merasakan wangi dan rasa teh yang diminum jauh lebih terasa dibanding memakai gelas ataupun mug, gak ada duanya deh..he.he..(lebay.mode.on), sehingga kini minum teh jadi terasa lebih nikmat, dan hikmahnya lagi Diva anak saya yang gak mau ketinggalan ikut-ikutan minum dengan mangkuk ini jadi jarang menyisakan minuman yang saya buatkan untuk dia, Tapi kadang-kadang kalo timbul isengnya Diva kalo minum pake mangkuk, dia malah menirukan gaya kucing minum susu dari mangkuknya dengan lidah yang keluar masuk gitu..he.he..dasar si anak kecil..
But beneran guys..try and compare it..rasakan bedanya..(iklan.mode.on)....
Sudah 2 hari ini saya lagi suka banget minum teh pakai mangkok kecil ala orang-orang Jepang itu. Karena ternyata rasanya jauuuuh lebih nikmat. Asal mulanya sih gak sengaja, waktu buka puasa saya kan terbiasa bikin teh anget untuk bukaan, biasanya teh hijau (kalo Diva lagi gak pengen teh, kalo dia lagi pengen saya bikin teh biasa share sm my daughter).
Nah waktu itu pas saya mau minum teh, ternyata teh nya masih panas banget, kebetulan didekat situ ada mangkuk kecil (yang sebenarnya untuk makan mpek-mpek), lalu saya tuangin deh tuh teh hijau ke mangkuk kecil itu, terus saya minum sambil serasa jadi orang Jepang gitu...dan ternyata rasa teh tersebut jadi lebih nikmat. Gak tau kenapa,apa karena sugesti saya yang serasa jadi orang jepang tadi, atau karena cara menghirup yang jadi lebih leluasa, atau karena keasyikan menuang sedikit demi sedikit teh ke dalam mangkuk itu ya..tp yang pasti saya jadi merasa lebih menikmati minum teh memakai mangkuk kecil dibanding dengan gelas ataupun mug sekarang. Terus ada lagi pendapat dari ponakan saya Rusdi yang masuk akal jg, minum dari mangkuk terasa lebih nikmat karena indra penciuman kita bisa bekerja juga dengan mencium aroma minuman dari mangkuk tersebut. Bener juga sih, karena makan atau minum akan terasa lebih nikmat jika semua indra kita bekerja secara bersamaan. Coba aja kalo kalo lagi sakit, misal hidung mampet, makan atau minum pasti terasa lebih hambar, karena hanya lidah yang bisa merasakan, sedangkan aroma tidak tercium dengan baik. Atau makan disaat gelap (misal lagi mati lampu), walopun makanan nikmat, tapi karena indra penglihatan kita tidak dapat maksimal bekerja, rasa nikmat pun akan berkurang.
Back to minum teh ala Jepang ini, saya jadi penasaran browsing soal hal ini. Ternyata upacara minum teh tidak hanya ada di Jepang, tapi juga di China dan Korea. Menurut Wikipedia di sebutkan bahwa:
Upacara minum teh adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dulu disebut chatō atau cha no yu. Upacara minum teh yang diadakan di luar ruangan disebut nodate.Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus untuk minum teh yang disebut chashitsu. Tuan rumah juga bertanggung jawab dalam mempersiapkan situasi yang menyenangkan untuk tamu seperti memilih lukisan dinding (kakejiku), bunga (chabana), dan mangkuk keramik yang sesuai dengan musim dan status tamu yang diundang.Teh bukan cuma dituang dengan air panas dan diminum, tapi sebagai seni dalam arti luas. Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut.
Seni upacara minum teh memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, basa-basi, etiket meminum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan.Pada umumnya, upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchadō, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchadō.Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup disebut sebagai ocha (teh). Istilah ocha no keiko bisa berarti belajar mempraktekkan tata krama penyajian teh atau belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh.
Lain lagi kalo versi Korea, menurut Wikipedia:
Darye adalah bentuk upacara teh tradisional yang dipraktikkan di Korea. Darye adalah etika minum teh atau tatacara minum teh yang telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa Korea sejak ribuan tahun lalu.Upacara teh Korea bermula dari upacara teh Tionghoa dari Tiongkok. Bagian terpenting dari tatacara teh ini adalah bahwa menikmati teh ala Korea dipraktikkan dalam suasana formal namun santai dan tenang.Upacara teh korea selain dimaksudkan untuk menemukan ketenangan dan harmoni dalam cepat berubahnya masyarakat Korea, juga untuk meneruskan tradisi lama bangsa Korea.
Waah ternyata serius banget ya upacara minum teh disana itu dan mepunyai banyak aturannya. Tapi katanya sih yang paling ribet memang acara minum teh ala Jepang (seribet nama-nama dan menu masakan Jepang dan cara memakannya kali ya yang sampai sekarang saya sulit membedakan sushi, sashimi, or whatever it is). Sedangkan yang versi China dan Korea lebih simple. Kalo di Jepang cara holding nya aja ada aturannya tuh seperti ini:
(kajiasostudio.com)
Tapi buat saya sih, kenikmatan minum teh dari mangkuk itu sendiri yang penting. Karena kenikmatan menghirup dan merasakan wangi dan rasa teh yang diminum jauh lebih terasa dibanding memakai gelas ataupun mug, gak ada duanya deh..he.he..(lebay.mode.on), sehingga kini minum teh jadi terasa lebih nikmat, dan hikmahnya lagi Diva anak saya yang gak mau ketinggalan ikut-ikutan minum dengan mangkuk ini jadi jarang menyisakan minuman yang saya buatkan untuk dia, Tapi kadang-kadang kalo timbul isengnya Diva kalo minum pake mangkuk, dia malah menirukan gaya kucing minum susu dari mangkuknya dengan lidah yang keluar masuk gitu..he.he..dasar si anak kecil..
But beneran guys..try and compare it..rasakan bedanya..(iklan.mode.on)....
Label:
Intermezo,
My activities,
My point of view,
Sharing
Sunday, 1 August 2010
Tentang Journey ke Palembang
Masih dalam rangka ceremonial Fitri & Firman , tepat di hari ultah ku tgl 9 Juli, we're with 2 rental car went to Palembang. Acara hari Sabtu, 10 Juli , malam harinya sempetin jalan ke Ampera, the most famous bridge there.
Foto-foto lumayan banyak, cuma masih banyak goyang, pake camera DSLR Fitri,karena baru malah ribet makenya..he.he..tp dapat juga moment yang bagus dari DSLR dan camdig yang saya bawa...
Foto-foto lumayan banyak, cuma masih banyak goyang, pake camera DSLR Fitri,karena baru malah ribet makenya..he.he..tp dapat juga moment yang bagus dari DSLR dan camdig yang saya bawa...
Label:
Intermezo,
My activities,
Sharing
Subscribe to:
Posts (Atom)