Wednesday 29 April 2009

Tentang hikmah kisah Manohara

Beberapa hari terakhir ini di media massa sering sekali di bahas kisah tentang model cantik asal Indonesia Manohara Adelia Pinot yang dikabarkan di culik oleh suami nya sendiri, seorang pangeran dari Negeri Kelantan, Malaysia.

Kabarnya sendiri masih simpang siur, ada yang bilang Manohara di silet-silet lah, ada indikasi kekerasan dalam rumah tangga dan prilaku seksual lah, tp terus ada juga sanggahan dari orang (yang mengaku) dekat dengan pihak kerajaaan bilang kalo si Manohara itu hidup bahagia.

Yang menjadi pertanyaan, jika Manohara bahagia,mengapa dia seolah-olah menghilang dan tidak ada komunikasi dengan pihak keluarga,seolah-olah ada larangan untuk menghubungi keluarganya. Ada apa sebenarnya?

Tapi apapun yang sebenarnya terjadi, tanpa maksud menggurui saya melihat ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari peristiwa ini, yaitu:

- Tidak selamanya materi yang berlimpahan itu membawa kebahagiaan.

Belum tentu seseorang yang mempunyai kelebihan harta dalam hidupnya merasa bahagia, mungkin secara materi semua tercukupi,tapi apakah dalam hidup cukup dengan materi bisa berbahagia? ternyata tidak selalu. Banyak hal lain selain harta yang bisa menjadi sumber kebahagiaan, seperti cinta,keluarga, kasih sayang,persahabatan, ebebasan,ataupun kekayaan ilmu dan hati.

- Jangan sampai kita memiliki pemikiran, kemudian membekali atau memberi pandangan kepada anak bahwa harta adalah hal terpenting dalam hidup, sehingga menjadi tujuan utama dalam hidup.

Materi memang penting dan bisa menjadi motivator untuk bekerja atau belajar lebih keras lagi atau menjadi sarana untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup.Tetapi bukanlah itu yang utama. Jika seseorang sudah memiliki pandangan bahwa tujuan hidupnya adalah harta, maka potensi untuk menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan nya itu semakin besar.Bagi mereka ini cara-cara instan, terlarang ataupun ilegal pun bisa menjadi halal dan legal. Sebut saja contoh korupsi, menjual barang haram, merampok, menipu, menjadi istri simpanan atau yang lebih ekstrem lagi menjual diri untuk mencari materi. Jangan sampai hal ini menjadi pandangan hidup anak cucu kita kelak.

- Bekali anak dengan pendidikan moral yang baik.

Walopun mungkin tujuan kita bukan menjadikan anak kita untuk menjadi seorang ustadz atau kyai,(kalo memang bisa menjadi ustadz ya lebih baik..;-)) tetapi pendidikan moral dan agama sangatlah penting di tanamkan sedari kecil. Agar kelak mereka bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Selain itu contoh yang baik dari orang tua dan lingkungan juga penting untuk membentuk mental anak.


- Bekali anak dengan pendidikan akademis yang cukup.

Selain itu bekal pendidikan akademis yang cukup juga sangat penting, agar dikemudian hari mereka bisa survive disegala kondisi. Ingatlah kaya ilmu itu lebih kekal kaya harta. Harta sebanyak apapun bisa hilang dengan cara dan waktu yang singkat jika yang di Atas sudah berkehendak, tetapi kaya ilmu dapat kekal sampe akhir hayat kita.

Dalam contoh kasus Manohara, dengan umur yang sangat belia, dia sudah harus menjalani kehidupan perkawinan. Padahal seharusnya diusia itu dia masih mengenyam bangku pendidikan, menjalani masa remajanya, atau mendalami bakatnya sebagai model.Tapi ambisi orang tuanya telah merenggut itu semua.

- Jangan terlalu memanjakan anak dengan harta, fasilitas, dan tanamkan didunia ini tidak semua orang itu baik dan bisa memberi apa yang diinginkan.

Semua orang pasti menyayangi anak sebagai buah hati, karena itu pastinya ingin yang terbaik buat anak mereka. Tapi jangan terlalu dibiasakan memberi fasilitas yang berlebihan, walaupun sarana untuk itu memungkinkan, karena anak menjadi tidak mandiri, manja, dan selalu terbiasa dengan fasilitas, sehingga mereka tidak menjadi seseorang yang tough dan survive jika ternyata apa yang mereka hadapi tidak sesuai harapan.

Hikmah tersebut selain saya ambil dari kasus Manohara,juga dari pengalaman hidup dan realitas yang ditemui dalam lingkungan terdekat dan lingkungan sosial.

SEKALI LAGI SAYA BUKAN BERMAKSUD MENGGURUI LHO.... ;-)

2 comments:

  1. semoga tidak ada manohara-manohara lain, kelihatannya nih sebuah teka-teki mana yang benar ibunya manohara, atau pihak suami manohara, masalah urusan keluarga akhirnya membawa urusan kenegaraan.

    ReplyDelete
  2. melintas langsung mampir baca-baca dan menyapa sobat....how're you??? :)

    ReplyDelete

Dont be hesitate to give any comment on my posting...