Thursday 6 August 2009

Tentang Michael Jackson Vs Mbah Surip

Michael Jackson...
musisi yang menarik perhatian dunia karena gayanya yang khas dan fenomenal,karyanya yang spektakuler,kehidupan pribadinyanya yang complicated, yang semuanya serba wah sekaligus rumit bagi orang awam...
Namun ia meninggal disaat tak lagi berada di puncak popularitas, dalam kesendirian dan malah terdengar kabar hutangnya si King of Pop ini gak kalah dengan asetnya yg bernilai sangat besar itu jg...

Sementara...
Mbah Surip....sosok yang juga fenomenal karena kenyentrikannya, tp menarik justru karena kesederhanaannya dan dedikasinya sebagai seniman sejati ....
Meninggal justru di saat puncak popularitasnya...tp ia sendiri belum merasakan sepenuhnya hasil kerja keras dari karya-karyanya yang kabarnya dia mempunyai hak bermilyar milyar hanya dari royalty pemakaian lagunya sebagai RBT di berbagai operator selular...

Ironis memang...

Tapi yang pasti dari kisah kedua orang fenomenal itu ada beberapa kesamaan hikmah yang dapat kita petik sebagai pelajaran hidup:

-Setinggi apapun popularitas seseorang tidak mendukung seseorang itu bisa hidup bahagia. Harta dan popularitas bisa jadi bermanfaat, tapi bisa juga jadi senjata yang merusak seseorang yang memilikinya.
Sebagai contoh: Popularitas Michael Jackson menjadikan ia merasa harus tampil sesempurna mungkin , sehingga dengan segala cara, berapapun harta yang terkuras, ia kerahkan untuk kepentingan penampilan dan gaya hidupnya, yang akhirnya menjadikan dia sendiri menjadi tertekan, hidup tidak normal dan akhirnya meninggal dalam keadaan kesepian dan hutang yang tidak sedikit.
Sementara Mbah Surip: walaupun dia punya popularitas, tapi dengan prinsip kesederhanaannya dan gaya hidupnya yang tidak sehat justru menjadikan senjata yang merusak dirinya sendiri.

-Setinggi apapun popularitas dan sebanyak apapun harta yang dimiliki seseorang, tidak dapat membantu jika telah tiba waktunya yang Maha Khalik akan memanggil. Semuanya sia-sia, hanya amal dari segala perbuatan kita yang dapat menolong kita.


-Manusia selalu merasa kurang dan kurang.
Michael Jackson, selalu merasa ada yang kurang dan perlu di perbaiki dari dirinya, sehingga dia selalu melakukan operasi plastik terus menerus, entah apakah sampai akhir hayatnya dia sudah cukup puas dengan perubahan fisiknya atau tidak.
Oleh karena itu dari diri kita sendiri yang seharusnya mengontrol semua nafsu dan keinginan kita, jangan sampai semuanya justru memperbudak diri kita sendiri.

- Keluarga dan teman adalah yang terpenting dalam hidup.
Michael Jackson meninggal dalam kondisi kesepian, jauh dari keluarga, tapi sepanjang hidupnya sesungguhnya keluarga besar,kakak dan adiknya banyak mendukung karir dan kehidupannya, baik itu saat merintis karir, di puncak popularitas, saat sedang terpuruk, bahkan sampai akhir hayatnya.
Mbah Surip, dia merintis karir merangkak dari bawah sekali, sampai akhirnya dia mencapai puncak popularitasnya, semuanya selain didukung oleh keluarga, namun lebih dominan dukungan dari teman-teman sesama seniman sebagai teman seperjuangannya.
Jadi dalam hidup janganlah pernah melupakan keluarga dan teman, karena tanpa mereka we're nothing.

-Hidup yang normal, tidak berlebihan.
Michael Jackson bisa dikatakan menjalani hidup yang tidak normal, lihat saja bagaimana obsesi dia untuk merubah fisiknya dengan operasi plastik, tidur dalam ruangan dengan tekanan udara tertentu dan oksigen murni, menggunakan masker di tempat umum, menghindarkan anak-anaknya dari umum dengan memakaikan topeng ataupun kerudung, dan cara hidupnya yang menurut saya sudah di luar batas normal, sehingga menyiksa dirinya sendiri dan akhirnya proses kematiannya pun menjadi kontroversial dan menyimpan banyak misteri.
Mbah Surip, setelah mencapai popularitas,terlalu lelah dengan jadwal show namun tidak diimbangi dengan gaya hidup yang sehat dan tidak teratur sehingga fisiknya pun tidak kuat menahan itu semua, akhirnya menemui ajal yang begitu mendadak.
Namun semuanya itu bisa di kendalikan jika manusia hidup dalam batas normalnya, walopun mungkin batas normal untuk setiap orang berbeda, tergantung dari kemampuan dia memanage apa yang dia miliki.

Mungkin sebenarnya masih banyak hikmah yang dapat kita petik dari kematian kedua seniman itu. Namun yang pasti manusia itu tidak ada yang sempurna, jadi ukuran kebahagiaan hanya berasal dari diri kita sendiri, bisa atau tidak mensyukuri apa yang kita dapat dalam hidup sebagai anugerah...

No comments:

Post a Comment

Dont be hesitate to give any comment on my posting...